Oleh : Satna (Kader KOPRI PMII Rayon FTK UIN Antasari Banjarmasin)
Cita-cita hanya akan sebatas menjadi angan-angan belaka ketika tidak adanya usaha dan pembuktian yang menyertainya apalagi ketika tidak satupun komponen di dunia ini yang mendukung dan merestuinya.
Hari di mana kebahagiaan berselimutkan tangisan kesedihan, hari perpisahan yang ku sambut dengan bahagia karena kurasa sebentar lagi aku akan bisa memasuki jenjang pendidikan setelah nya, namun tangis yang datang bukanlah tangis kebahagiaan namun tangis kesedihan perkara khawatir akan masa depanku.
Hari setelahnya percakapan dimulai, "ma, pa, Alhamdulillah ini aku sudah lulus, jadi gimana?" Kalimat singkatku yang berbentuk pertanyaan keluar setelah tarikan nafas panjang yang disertai gugup dan takut. "ya gimana" sahut mamaku, "nikah aja sudah" sambung kakak keduaku. panjang lebar nenek ku berargumen "nikah aja, ngapain juga kuliah, banyak orang sekolah S1 ujung-ujungnya nggak dapat pekerjaan. apalagi perempuan nanti juga nikah, ujung-ujungnya juga ke dapur juga, buang-buang uang aja". tapi respon yang paling kutunggu yaitu dari ayahku tak kudapat beliau hanya diam dan hanya menyimak.
Dari pertapaan panjangku dan perdebatan dengan pikiranku sendiri aku memutuskan untuk mendaftar kuliah di luar daerah tanpa sepengetahuan ayah dan ibuku, dan dengan bermodalkan uang tabunganku aku mengisi segala macam biodata dan mengikuti beberapa tes online. Dan alhamdulillah aku dinyatakan lulus. tapi lagi-lagi kebahagiaan berselimutkan rasa khawatir dan ragu aku pun memberanikan diri menyampaikan berita gembira itu ke mama dan papaku.
"Pa, ma, Alhamdulillah aku lulus seleksi di universitas di Makassar", kusampaikan berita itu dengan senyum yang sangat lebar tanda kebahagiaan, tapi... entahlah... sakit hati iya kecewa juga iya, tidak ada respon baik dari semua usaha yang kukerahkan
Tapi aku tak berhenti di situ saja, ku gunakan jalan pintas yang aku yakin aku akan sampai pada tujuannya ingin kutuju, aku berdoa yakin dengan jalan yang digariskan olehnya.
Pada suatu hari ayah dan ibuku memanggilku, duduklah aku diantara beliau-beliau. "daftar kuliah di Banjarmasin aja biar dekat" kata papaku, hari bahagia dengan tangisan kebahagiaan tak satupun kata yang bisa ku ucapkan, aku hanya bisa mengangguk. tak di sangka hari itu datang menjadi suprise, hadiah yang di berikan-Nya sangat berarti. Aku bahagia...
Setelah seleksi dan aku dinyatakan lulus ku mulailah proses baru ku, yakin dengan usaha, berdoa jangan lupa karena doa adalah senjata yang memang tampak di hadapan mata tapi efeknya akan terasa jelas. dan kita tahu bahwa senjata itu kapasitasnya akan berbeda. karena ada yang tumpul dan ada pula yang tajam, dari itu tingkatkan ibadah dan berdoalah, asah terus senjata yang kita punya agar apa yang kita inginkan apa yang kita doakan bisa diijabah oleh Allah.
Hidup bukan selalu tentang kesuksesan tapi hidup tentang perjuangan dalam sebuah proses, proses yang menjadikan kita cerdas, dewasa dan menjadi orang yang selalu bersyukur, bukan kesuksesan dengan segala kesombongan dan keangkuhan. kita hidup tidak boleh egois, hanya memikirkan kesuksesan kita saja, hanya memikirkan perkara duniawi saja, karena pada kenyataannya kita tidak hidup sendiri di dunia ini. maka yang kita butuhkan bukanlah kesuksesan tetapi kebermanfaatan.